Tuesday, 19 September 2017

Suku Batak di mata Orang Batak

Suku batak adalah perantau abadi, yakni suku yang katanya terlahir untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan mencari jalan hidup di daerah lain. Maka tak heran, hampir di setiap persimpangan jalan antar provinsi, menghiasi berbagai kabupaten hingga kecamatan di Indonesia, di desa-desa kecil, hingga perkampungan terpencil yang dulunya dihuni penduduk asli saja, Batak menjadi suku pendatang.

Banyak pendapat, cerita, atau entah spekulasi apapun terhadap orang-orang Batak di negeri rantau. Namun apapun itu, darah adalah naluri yang mewajibkan setiap Batak seharusnya tetap berbangga.

Berkaca dari nasehat pentingnya bersyukur terhadap apapun yang kita miliki, saya pun sempat berpikir bodoh untuk mencari apa yang dapat dibanggakan dari menjadi seorang Batak, sehingga akhirnya saya bisa benar-benar bersyukur atasnya? Pemikiran bodoh ini terinspirasi dari bacaan, hasil karya seorang dosen, yang kemudian membawa saya pada 16 alasan mengapa saya (juga kamu semua orang Batak) -harus-kudu-wajib- bangga menjadi seorang Batak:

1. Batak, great family
Saya sempat berpikir betapa ribetnya menjadi seorang Batak. Banyak aturan kekerabatan yang awalnya tidak saya mengerti dan sulit untuk saya terima. Seorang anak berusia dua tahun saja bisa saya panggil Ompung (kakek) karena silsilahnya. Orang-orang batak juga terbiasa memilah-milah keturunan dan marga dahulu sebelum mencari pasangan. Lalu bagaimana rasanya jika jatuh cinta pada laki-laki yang ternyata dilarang secara adat? (untold, hikks..).

Namun lama-kelamaan saya menyadari betapa mengagumkannya keluarga besar ini. Betapa mengagumkannya kekerabatan di Batak. Pola kekerabatan yang selalu dipegang oleh suku Batak membuat mereka selalu merasa satu dan terikat. Siapapun dan di manapun orangnya, orang batak selalu beranggapan Batak lainnya sebagai keluarganya sendiri.

Pantas saja masyarakat Batak tidak pernah segan merantau. Negeri sejauh apapun, tidaklah masalah jika Batak dipastikan ada di sana. Perantau-perantau Batak terdahulu percaya, keluarga batak di tanah rantau pasti membantu.

2. Batak is the best singer
Kata rekan-rekan dan… seseorang… suara saya tidak begitu merdu. Namun jangan pungkiri kalau batak dikenal sebagai suku yang mempunyai suara merdu. Ini bukan berarti saya tidak batak asli. Tetapi pengalaman dan persentase mayoritaslah yang menjadi kesimpulan akhir dari pendapat tersebut (lantas suara saya artinya suara dengan persentase minoritas, hihi..).

Orang-orang Batak dikenal bukan hanya sekedar mahir menyanyi, tetapi juga memahami tekniknya dan not-not dalam tangga lagu. Kredibilitas Batak dalam bernyanyi ini dibuktikan dengan banyaknya penyanyi ataupun ahli musik yang berasal dari daerah Sumatra Utara. Batak juga cenderung dipercaya dalam event menyanyi atau kompetisi-kompetisi tarik suara dan sejenisnya.

Dunia tarik suara akrab dengan suku Batak sejak lama. Sejak kecil saja, anak-anak Batak sudah dibiasakan menyanyi, sebagaimana budaya baik yang dibiasakan pada anak sejak dini. Tak heran kemampuan bernyanyi seakan ciri khas suku asli Batak.

3. Batak keras, bukan kasar
Logat suku batak memang berbeda dengan suku lainnya. Orang batak yang telah terbiasa dengan logat ini akan sulit untuk melepaskannya. Apalagi mereka yang sejak lahir ada di lingkungan asli Batak atau di lingkungan luar namun dengan mayoritas teman-teman dengan logat Batak yang kental. Banyak masyarakat suku lain yang memberi spekulasi salah mengenai realita ini. Logat yang terdengar keras dinilai sebagai penggambaran bahwa suku Batak berkepribadian kasar.
Baca Juga  Dua Preman Asal Medan Ini Sangat Ditakuti Di Indonesia

Padahal berbicara keras bukan berarti kasar. Bukankah mungkin saja orang yang berbicara lembut malah menusuk di belakang? Logat asli suku Batak memang keras. Namun bukan berarti menyimbolkan kekasaran. Logat Batak adalah simbol kekokohan kepribadian, atau juga ketangguhan dalam bekerja. Keras yang tercermin dalam diri batak justru keras dalam artian kuat.

Saya pernah melakukan dialog dengan seorang Dekan (mantan dekan) di salah satu fakultas kampus saya. Menurutnya, banyak orang berpendapat salah dengan orang-orang yang berbicara dengan volume tinggi. “Semua Suku Batak berbicara keras, tapi selalu ada orang Batak yang lembut hatinya. Jadi kalau saya bersuara keras, apakah artinya saya juga kasar?’’

4. Batak, dinamis
Perubahan adalah dinamika kehidupan yang tidak bisa dihindari dan Batak mengakui hal ini. Batak dinamis. Tampak dari keterbukaan mereka untuk menerima dan mengadopsi perkembangan baru dari dunia, budaya-budaya baru, teknologi dan informatika terbaru, maupun asumsi-asumsi yang baru ditemukan namun diupayakan dengan tanpa meninggalkan kesukuan aslinya.

Mayoritas orang Batak juga lugas dan berinisiatif tinggi. Mereka akan cepat menguasai hal-hal baru tersebut jika menurut mereka hal itu baik dan sesuai dengan kepribadian maupun kebutuhan hidupnya.

Saat menghadapi perubahan dari segi lingkungan atau suasana baru pun, orang Batak yang ‘the real Batak’ dikenal cepat menyesuaikan diri. Sifat lugas dan apa adanya dari pribadi-pribadi batak yang membuat mereka cepat masuk dalam semua lingkup dan lingkungan baru tersebut.

5. Batak tangguh dan menyukai tantangan
Memanjat tebing, mendaki gunung, dan aksi-aksi yang memicu adrenalin lainnya adalah suatu tantangan bagi Suku Batak. Banyak orang Batak yang berkecimpung dalam perkumpulan atau organisasi yang berhubungan langsung dengan berbagai aksi-aksi penuh tantangan.

Pada dasarnya, orang-orang di suku Batak memang menyukai tantangan. Mereka menganggap ketinggian, aksi sulit, tebing, gelombang besar air, dan sebagainya sebagai tantangan, bukan ketakutan. Hal ini mungkin karena orang-orang terdahulu atau para nenek moyang tinggal di medan yang sangat keras dan sulit. Jadi tak heran Batak yang belum terkikis asimiliasi biasanya diwarisi ketangguhan ini juga. Ketangguhan yang akhirnya memupuk mereka menjadi pribadi yang diandalkan.

6. Batak, Good Friend
Orang batak adalah individu-individu yang terkenal dengan hubungan persahabatan yang bertahan lama. Bagi orang Batak, teman adalah relasi dan sahabat adalah saudara, meski tanpa hubungan darah.

“Saya dalam masalah dan dari kemarin, teman-teman yang bersimpati dan menelpon saya rata-rata adalah orang Batak. Demi Tuhan, kalau mau mencari teman, carilah orang Batak, karena sesungguhnya orang Batak adalah teman yang paling setia. Sayangnya saya sudah menikah, kalau tidak saya mau menikah dengan orang batak,’’ ini juga kelakar dari bapak Dekan (Mantan Dekan) yang pernah berdialog dengan saya tadi.

Mengagumkannya lagi, kata saudara adalah kata istimewa dan sakral dalam kekerabatan Batak. Jika saudara satu darah saja selalu diutamakan dalam kekerabatan Batak, tentu sahabat juga mendapatkan perlakuan sama. Tak jarang orang Batak memiliki sahabat yang bertahan sejak bangku sekolah hingga mereka berkeluarga sekalipun. Sahabat ini juga akan selalu dilibatkan dalam upacara adat atau acara-acara kekerabatan lainnya.
Baca Juga  Sepak Terjang DL Sitorus Hingga Jadi Pengusaha Sawit Sukses

7. Batak itu setia
Setia pada pasangan memang identik dengan Suku Batak. Sebagian besar orang Batak memiliki satu pasangan di sepanjang hidupnya. Hal ini bukan hanya karena norma agama, tetapi juga karena budaya yang telah tertanam mulai dari pribadi orang-orang Batak terdahulu.

Berdasarkan survey, suku batak mayoritas memeluk agama Kristen dan perceraian adalah larangan dalam agama ini. Namun sifat setia bukan semata-mata karena larangan agama, setia juga menjadi budaya turun-temurun bagi masyarakat Batak yang beragama Islam atau agama lain sekalipun.

8. Batak, Pemberani
Batak dikenal berani. Saat yang lain segan melakukan melakukan sesuatu, ada saja Suku Batak yang percaya diri melakukannya. Saat yang lain takut untuk memulai, orang Batak berani untuk memulainya lebih dulu. Orang Batak yang menjadi pemimpin biasanya juga adalah pemimpin yang disegani. Bahkan tak jarang menjadi motor dari pergerakan.

Kata menyerah tidak identik dengan suku batak. Batak khas dengan mau bekerja keras dan mencoba segala cara untuk mendapat hasil maksimal.

9. Batak pemegang adat dan tradisi
Orang Batak cenderung idealis jika bicara mengenai adat. Mereka akan memilih adat ataupun tradisi yang sejak lama mereka pahami jika bertemu sesuatu yang bertentangan dengan hal itu.

Kebiasaan memegang tradisi ini juga tampak dari upacara-upacara yang dilakukan suku Batak. Walau sudah sangat maju dan menerima banyak budaya dan perubahan, suku Batak tetap menerapkan upacara sesuai tradisi yang telah diturunkan oleh leluhurnya. Keluarga Batak dinikahkan secara Batak hingga akhirnya dimakamkan secara Batak pula.

10. Batak terbiasa sportif
Logat Batak yang terdengar keras, di sisi lain menunjukkan kesportifan mereka. Batak identik dengan kalimat-kalimat yang bisa dipegang kebenarannya. Mereka akan berkata “ya” jika memang ya dan “tidak” jika memang tidak. Batak tidak pandai berbasa-basi juga tidak suka memanipulasi suatu kebenaran atau keadaan.

Sportivitas inilah yang membuat suku Batak, khususnya pemuda Batak, diperhitungkan dalam setiap organisasi dan kesinambungan organisasi. Pemuda Batak biasanya lugas untuk menyatakan suatu keadaan atau kebenaran. Argumentasi mereka didengar dan diperhitungkan.

Dalam menghadapi kesalahan pun, orang Batak adalah tipikal yang sportif mengakui kesalahannya. Sifat ini membuat orang Batak mudah diterima oleh kelompok lainnya.

11. Batak, apa adanya
Sebagai salah satu keturunan Batak, saya bangga dengan keterusterangan Suku Batak. Batak punya etos yang baik di balik logatnya yang mungkin tidak enak didengar. Keterusterangan suku saya ini patut diancungi jempol.

Suku batak tidak pandai bermulut manis, namun hal ini berdampak baik. Mereka cenderung mengungkapkan semua kebenaran atau isi hatinya tanpa memperindah makna aslinya. Pribadi yang ‘blak-blakan’ mengandung makna dan karakter apa adanya.

Jika menilik dari segi profesi, sifat ini sangat menguntungkan bagi orang Batak. Sifat ‘blak-blakan’ suku batak membuat mereka sukses jika terjun di dunia hukum, khususnya pengacara. Spekulasi logis dan apa adanya membuat mereka selalu dipercaya meng-handle suatu perkara. Orang-orang Batak adalah suku yang banyak dipercaya klien menyelesaikan perkara mereka.
Baca Juga  [Lawak Batak] Si Pirdot Namalo Mangoto-otoi

12. Batak menilai prestasi dari pendidikan
Dalam lingkungan Batak, pendidikan adalah prestasi. Bahkan sebagian menganggap mereka yang paling kaya adalah mereka yag berpendidikan paling tinggi. Tak heran jika orang-orang Batak sangat mengutamakan pendidikan. Pulang ke tanah kelahiran tanpa ‘gelar’ adalah hal yang tabu.

Dalam perkawinan saja, suku Batak baru bisa meminang pembelai wanita jika telah menyandang ‘gelar’ tertentu. Gelar sangat penting, hal ini dianggap dapat mengangkat nilai dan martabat keluarga pembelai wanita. Selain itu, suku Batak percaya, wanita yang menikah dengan laki-laki yang telah berpendidikan tinggi akan membina kualitas hidup yang lebih baik.

Selain itu, anak dalam budaya Batak adalah harta yang paling besar. Itulah mengapa orang Batak identik menyekolahkan anak setinggi-tingginya, bahkan walaupun rumah mereka masih gubuk.

13. Batak mampu bekerja di mana saja
Orang-orang batak sukses di berbagai bidang. Hampir di setiap lingkup dan bidang pekerjaan terselip pekerja atau tokoh yang bersuku Batak. Orang Batak mampu ditempatkan di mana saja saat penempatan kerja. Batak juga umumnya loyal dalam setiap tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan padanya. Orang Batak menganggap semua pekerjaan, sekecil apapun itu, sebagai tanggung jawab.

Kenyataan ini tidak lepas dari karakter Batak yang pekerja keras. Karakter ini bahkan tidak memandang gender. Jika suku lain memiliki perlakuan kompleks antara laki-laki dan perempuan, suku Batak justru sebaliknya. Para ibu di suku Batak sejak dulunya konon juga bekerja di ladang meskipun mereka harus menyiapkan makanan dan keperluan harian lainnya.

14. Batak menghormati semua budaya
Kedinamisan orang Batak juga tampak dari sifat mereka yang menghargai budaya lain. Walau orang Batak, sangat mencintai Bahasa Batak, namun banyak orang Batak yang fasih menggunakan bahasa suku lain. Penghargaan mereka terhadap bahasa budaya lain sangat besar.

Suku Batak juga tidak segan memakai pakaian adat budaya lain atau ikut dalam upacara-uapacara dalam kebudayaan yang berbeda. Batak tidak pernah menutup diri, walaupun nilai kedaerahan mereka sangat kuat. Hal ini senada dengan pepatah; di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

15. Batak = Melayu
Dalam sebuah Seminar Budaya Melayu, saya mendapati satu kenyataan yang baru saya tahu, padahal telah terjadi sekian lama. Di sana dijelaskan bahwa Indonesia, dari ujung Sumatera hingga Jawa, bahkan beberapa daerah di kepulauan lainnya, pada dasarnya adalah juga Melayu. Intinya, sebagai bagian dari Provinsi di Sumatera, Batak juga adalah Melayu.

16. Batak adalah saya
Hal terakhir yang membuat Batak istimewa dan patut dibanggakan adalah… “Batak adalah saya”. Saya adalah Batak… Karena saya wajib bangga atas diri saya, maka saya wajib bangga pada Batak. Karena Batak wajib dibanggakan, maka Batak adalah saya. Apa salahnya menjadi Batak? Apa salahnya seorang Batak? (hehe..) Walaupun isi dalam 15 point di atas adalah gambaran mayoritas atau gambaran dasar Batak, dalam artian tidak 100%, I just wanna to proud of it!

PS: Hidup keberagaman! Hidup mencintai budaya dan bangsa Indonesia! Hidup Bhineka Tunggal Ika! Mari bangga dan saling membanggakan

Thursday, 20 July 2017

Cara Cepat Mahir Bermain Gitar



Hello Gan,
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang cara bermain gitar. Untuk kalian yang belum mengerti bermain gitar, langsung aja simak postingan ini.
Belajar Gitar harus dimulai dari awal bagi seorang pemula bermain gitar memang akan sangat memberatkan dan terasa lambat apalagi kalau cara belajar gitar tersebut tidak memiliki pembimbing yang telah mengerti seluk beluk tentang bagaimana cara memainkan gitar secara baik dan benar.

Banyak sudah kita temukan materi cara cepat belajar gitar untuk pemula baik ditoko musik maupun di internet. namun adakalanya berbagai refrensi yang tersedia adalah pedoman bermain gitar yang berbahasa Inggris yang tentunya akan sangat menyulitkan bagi Anda yang tidak mengerti Bahasa Inggris sama sekali, lalu akan merasa sangat terbantu dengan pedoman belajar main gitar cepat, jika ada yang berbahasa indonesia.

Tetapi yakinlah sobat pecinta gitar dan musik, bahwa : semakin sulit Anda menemukan sesuatu ilmu gitar, maka akan semakin lama pula Anda akan mengingat sebuah ilmu yang akan dipelajari tersebut, dan hal ini juga berlaku bagi Anda yang hendak ingin mempelajari cara cepat bermain gitar, baik itu gitar akustik maupun gitar bass.

Spesial buat sobat pecinta gitar dan ingin belajar cepat yang saat ini sedang mencari refrensi tentang download cara cepat belajar gitar gratis, maka pada ulasan hari ini tips cepat belajar gitar. Untuk melihat bagaimana tahapan-tahapan belajar gitar secara cepat bagi pemula, maka ikutilah petunjuk yang akan dipublikasikan dibawah ini:

1.  Mengenal Bentuk dan Bagian Gitar 
     Hal yang harus Anda pelajari ketika ingin belajar gitar adalah mengenal dan bentuk dan bagian      dari sebuah gitar. Pada umumnya gitar terdiri dari 3 bagian penting, yaitu head atau kepala,            papan jari atau finger board, dan body atau badan. Sementara ada juga yang disebut sebagai        sub bagian gitar, diantarnya adalah PEG (penggulung senar untuk mengatur nada senar), Frets        (garis melintang pembatas wilayah nada yang terbuat dari logam), dan Sound hole (lubang            untuk mengeraskan suara senar).


2.  Mempelajari Cara Memetik Gitar 
     Pada bagian ini, kita akan belajar menyetem dan mensetup gitar. Untuk bisa melakukan itu, kita      harus sudah mengenal notasi balok, nilai nada, ketukan, serta not pada Freat board gitar. Tidak      hanya itu, kita juga harus paham kunci-kunci gitar. Untuk belajar kunci gitar klik disini


3.  Mempelajari Teknik Efek Gitar Lainnya 
     Pada tahapan ini adalah merupakan bagian terakhir yang harus Anda pelajari dalam belajar            gitar. Pada tahap ini, kita akan mempelajari kunci rahasia serta trik-trik gitaris dunia dalam              bermain gitar serta kiat-kiat improvisasi bermain gitar dengan berbagai macam lick-licknya.


Bagi Anda yang telah mengikuti pedoman belajar gitar ketiga tahapan-tahapan diatas secara benar dan teratur, maka yakinlah bahwa dalam tempo 1 minggu Anda bakal sudah bisa menguasai cara bermain gitar yang baik dan benar. 
Selain itu belajar secara rutin, serta mempelajar setahap demi setahap dalam permainan gitar, tentu akan menjadi salah satu faktor keberhasilan Anda dalam mempelajari cara cepat belajar gitar ini.

Sekian postingan ini, jika ada mau bertanya jangan lupa komen dibawah. Terima Kasih.

Kumpulan Kunci-Kunci Gitar

Untuk kalian yang belum paham kunci gitar, pada kesempatan ini saya akan berbagi beberapa kunci-kunci gitar pada kalian.


Bagi kalian yang ingin serius bermain gitar maka belajarlah tekun dan pahami kunci di atas. Terima Kasih.






Silsilah Keturunan Raja Naiambaton


Hai Gan,
Ini postingan kedua di blog ini. Postingan ini berisi tentang Silsilah Raja Naiambatan. Siapa yang masuk dalam Keturunan Raja Naiambaton wajib membaca ini.
Langsuang Aja...


Raja Nai Ambaton/Tuan Sorba Dijulu adalah anak sulung dari Tuan Sorimangaraja. Tuan Sorba Dijulu dikatakan memiliki 4 orang anak namun ada juga yang mengatakan 5 orang anak, namun Tuan Sorba Dijulu hanya memiliki satu orang boru yang menikah dengan Raja Silahisabungan dan melahirkan anaknya yang diberi nama Silalahi Raja. Anak Tuan Sorba Dijulu/Nai Ambaton adalah

1. Simbolon Tua

2. Tamba Tua

3. Saragi Tua

4. Munthe Tua

5. Nahampun Tua

6. Sada boru Pinta Haomasan


Sekilas perjalanan Pomparan Raja Nai Ambaton dohot Pinomparna

Diperkirakan Op. Tuan Sorba Dijulu tinggal di sekitar Pusuk Buhit, dengan istrinya nai ambaton yang merupakan boru pinompar ni Guru Tatea Bulan yang diketahui nama Op. Boru itu adalah Siboru Anting Bulan yang marhuta di huta Parik Sabungan.

Diperkirakan Tuan Sorba Dijulu merantau ke Dolok Paromasan, disinilah lahir anak-anaknya Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, Munthe Tua (kita buat 4 dulu anaknya Tuan Sorba Dijulu karena Nahampun masuk Simbolon) dan satu borunya Pinta Haomasan.

Namun di satu sisi Tuan Sorba Dijulu dikatakan memiliki 2 orang istri, istri pertama anaknya adalah Simbolon Tua sedangkan dari istri kedua anaknya adalah Tamba Tua, Saragi Tua, dan Munthe Tua. Namun ketika itu dari istri pertama lama lahir Simbolon Tua, sehingga lebih dulu lahir Tamba Tua dari istri kedua. Setelah lahir Tamba Tua terlebih dahulu lahirlah Simbolon Tua dari istri pertama, namun tidak diketahui apakah Saragi Tua dan Munthe Tua dulukah yang lahir baru Simbolon Tua, atau Simbolon Tua dulukah kemudian lahir Saragi Tua dan Munthe Tua dari istri kedua. Namun menurut perkiraan kembali, lebih dulu lahir Saragi Tua baru Simbolon Tua kemudian Munthe Tua, ini menurut analisa generasi dari tiap-tiap keturunan yang ada hingga saat ini.

Lambat laun anak-anak dan boru Tuan Sorba Dijulu bertumbuh besar, sampai pada akhirnya Tamba Tua yang secara usia lebih sulung dari anak-anak Tuan Sorba Dijulu dengan Simbolon Tua yang merasa dialah anak siakkangan karena lahir dari istri pertama bertengkar berebut hak kesulungan, sampai pada akhirnya pertengkaran ini didengar Tuan Sorba Dijulu, akhirnya Tuan Sorba Dijulu dengan bijaksana menentukan siapakah yang pantas dan memang sebenarnya yang menjadi sulung di Tuan Sorba Dijulu, akhirnya Tuan Sorba Dijulu mengadu kedua anaknya, dikatakan siapa yang berdarah atau terluka, dialah yang sianggian dan siapa yang tidak dialah siakkangan. Maka diberikan senjata yang sama kepada mereka berdua, senjata tersebut berupa ‘ultop’, namun ultop yang diberikan kepada Tamba Tua adalah ultop yang ujungnya tumpul, sedangkan ultop yang diberikan kepada Simbolon Tua adalah ultop yang runcing dan tajam. Dan akhirnya rencana Tuan Sorba Dijulu pun berhasil, Tamba Tua terluka dan berdarah dan secara otomatis menunjukkan Simbolon Tualah anak siakkangan, ini merupakan cara Tuan Sorba Dijulu kepada mereka tanpa membuat tersinggung mereka, tanpa adanya pemikiran pilih kasih.

Semenjak hal tersebut, kejadian itu membuat Tamba Tua, Saragi Tua dan Munthe Tua untuk pergi meninggalkan Dolok Paromasan, hingga akhirnya mereka menemukan tempat baru di kecamatan Sitio-tio dan diberi nama Huta Tamba, disinilah tinggal Tamba Tua, Saragi Tua, dan Munthe Tua. Namun tidak alama pomparan Saragi Tua akhirnya merantau ke daerah Simanindo. Lama pomparan mereka terus berkembang hingga membuat pinomparna pergi merantau ke luar huta Tamba, akhirnya pomparan Tamba Tua banyak yang merantau dan sebagian tinggal pomparannya di huta Tamba, mereka inilah yang terus menggunakan marga Tamba hingga saat ini, sedangkan pomparan Tamba Tua yang merantau pada akhirnya menjadi marga mandiri, dan kebanyak mereka merantau ke daerah Simanindo, adapun marga-marga mandiri keturunan Tamba Tua ini adalah Siallagan, Turnip, Si Opat Ama (Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok), Rumahorbo, napitu dan Sitio. Di satu sisi, pomparan Saragi Tua hampir semua meninggalkan huta Tamba dan hidup mandiri ke daerah Simanindo dan lain-lain, begitupun juga dengan pomparan Munthe Tua yang merantau ke karo, barus, simalungun, dan balik ke daerah pangururan dan lain-lain, namun masih ada sebagian dari Pomparan Munthe Tua ini yang hingga saat ini tinggal dan menetap di Huta Tamba.

Di satu sisi ada cerita yang mengatakan semenjak kejadian perebutan hak sulung, Tamba dan adiknya ingin dibunuh oleh Simbolon Tua karena dendam kepada Tamba Tua yang telah merebut hak kesulungannya, namun rencana itu diketahui itonya Pinta Haomasan, dan Pinta Haomasan menyuruh mereka untuk pergi dari Dolok Paromasan.

Suatu ketika, datanglah keturunan Saragi Tua, dari Op. Tuan Binur yang diwakili oleh Si Mata Raja datang ke tanah Tamba untuk mengambil warisan sang ayah dan sang opung yang ada di tanah Tamba, dan pada saat itu disambut oleh Tamba bersaudara, setalah Mata Raja melaksanakan tugasnya Mata Raja bertemu dengan Siallagan dan Turnip yang pada waktu itu berperang melawan kerajaan dari Simalungun, maka karena Siallagan dan Turnip merupakan saudaranya dibantulah mereka, sekilas akhirnya Mata Raja berhasil mengusir musuh hingga lari ketar-ketir. Sejak saat itu, maka Siallagan dan Turnip merasa sangat senang, maka dibuatlah padan diantara mereka bertiga, dan Mata raja diajak untuk tinggal bersama mereka, namun Mata Raja tidak mau dan lebih memilih untuk kembali ke tempatnya.

Di satu sisi, keturunan Munthe Tua banyak yang sudah merantau, salah satunya Pangururan. Keturunan sulung Munthe Tua Raja Sitempang lahir dengan keadaan cacat fisik, sehingga dia diasingkan oleh orangtuanya, disana dia bertemu dengan si boru marihan yang juga lahir dengan keadaan cacat fisik, anak dari Raja Sitempang adalah Raja Na Tanggang yang merantau ke Pangururan dan menikahi boru Naibaho sehingga menetap dan tinggal di Pangururan, di lain pihak ternyata adik dari boru Naibaho istri Raja Na Tanggang ini dinikahi oleh keturunan Simbolon Tuan Nahoda Raja, keturunan dari Simbolon Tua/boru Limbong. Mulai disinilah terjadinya perbedaan pandangan karena Raja Na Tanggang yang merupakan keturunan dari Munthe Tua menikahi boru naibaho siakkangan menganggap dialah siabangan daripada Simbolon Tuan Nahoda Raja yang merupakan anak Simbolon Tua yang menikahi boru naibaho siampudan. Muncullah katai damai dari Tulang, rap marsihahaan rap marsianggian. Karena Sitanggang dan Simbolon telah menikahi boru Raja Naibaho, maka diberikanlah kepada Sitanggang dan Simbolon bius sebagai boru. Itulah yang dikenal dengan nama bius si tolu aek horbo. Keturunan Raja Sitempang, Sitanggang Bau pun bertemu dengan Gusar yang merupakan generasi ke 13 si Raja Batak yang ketika itu membantu Sitanggang Bau melawan musuhnya. Anak-anak Munthe Tua yang kedua dan ketiga yaitu Ompu Jelak Maribur dan Ompu Jelak Karo yang merantau ke Simalungun, dan Ompu Jelak Karo ke tanah karo, jadi salah bila beranggapan Munthe itu berasal dari karo, jadi dari kedua ompu inilah yang masih menggunakan marga leluhurnya, namun bagi yang di karo menjadi marga mandiri seperti Ginting sama seperti anak siakkangan Munthe Tua yang menjadi marga mandiri Sitanggang.

Namun ketika jaman Belanda, dimana Belanda untuk menguasai kekayaan bumi yang ada di samosir di Pangururan memanggil raja-raja untuk dijadikan kepala nagari, begitu juga dengan Sitanggang yang diberikan daerah kekuasaan dengan menjadi Raja Pangururan karena dia memiliki sebagian besar bius karena menikahi boru siakkangan Naibaho. Diperkkirakan disinilah terjadinya turut campur Belanda dalam mencampuri dan membuat berantakan tarombo, karena banyak raja-raja pada waktu itu tidak datang dan diwakilkan oleh adiknya atau kepercayaannya yang masih satu marga, namun tidak disangka mereka ditawarkan menjadi kepala nagari, ada yang tergiur dan ada yang menolak hingga mereka yang dijadikan kepala nagari itu yang merupakan utusan dari raja daerah/abangnya mengaku sebagai abangan karena telah menjadi kepala nagari.

Dolok Paromasan terletak di daerah Pangururan, namun Dolok Paromasan ini adalah miliki Tuan Sorba Dijulu lain dengan kota Pangururan.


PINTA HAOMASAN
Namboru Pinta Haomasan adalah boru sasada Tuan Sorba Dijulu yang tinggal di Dolok Paromasan bersama dengan itonya Simbolon Tua, karena itonya Tamba Tua dan adik-adiknya pergi meninggalkan akibat kejadian hak sulung. Namboru Pinta Haomasan muli ke Raja Silahisabungan dengan anaknya Silalahi Raja, karena pada saat itu pariban Silalahi Raja hanya ada dari boru tulangnya Simbolon Tua, karena ketiga tulangnya telah meninggalkan huta, maka Silalahi Raja mengambil boru Tulangnya dari Simbolon Tua hingga beberapa generasi. Karena mengambil boru tulangnya dari Simbolon, maka sama seperti yang dilakukan oleh Raja Naibaho kepada Simbolon maka dilakukan juga hal tersebut kepada Silalahi Raja, diberikannlah bius boru kepada Silalahi Raja, namun karena Simbolon Tua sadar bahwa tanah leluhurnya Tuan Sorba Dijulu di Dolok Paromasan bukanlah hanya miliknya, maka bius Tamba Tua, Saragi Tua dan Munthe Tua ikut diberikan didalamnya.

Bius disini bius di Dolok Paromasan berbeda dengan bius Pangururan yang diberikan Raja Naibaho, karena diperkirakan Pangururan adalah wilayah kekuasaan Tuan Sorimangaraja.


Marga Parna di Pak-Pak dan Aceh
Banyak marga-marga parna yang merantau ke tanah pak-pak dan menjadi besar, mulai dari keturunanya di Pak-pak dari keturunan Simbolon Tuan, Sigalingging dan Munthe. Misalnya Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turuten, Pinayungan, Nahampun, dll, begitu juga marga Saraan, Kombih dan Berampu yang berada di sekitar Aceh (Singkil).


Horong Marga-Marga Parna
1.SIMBOLON TUA   1. Simbolon Tuan Nahoda Raja
   2. Tinambunan
   3. Tumanggor
   4. Pasi
   5. Maharaja
   6. Turuten
   7. Pinayungan
   8. Nahampun
   9. Simbolon Altong Nabegu
   10. Simbolon Pande Sahata
   11. Simbolon Juara Bulan
   12. Simbolon Suhut Ni Huta
   13. Simbolon Rimbang
   14. Simbolon Hapotan

2.TAMBA TUA
   1. Tamba
   2. Siallagan
   3. Turnip
   4. Sidabutar
   5. Sijabat
   6. Saragi Dajawak
   7. Siadari
   8. Sidabalok
   9. Rumahorbo
   10. Napitu
   11. Sitio
   12. Sidauruk


3.SARAGI TUA
   1. Simalango
   2. Saing
   3. Simarmata
   4. Nadeak
   5. Sumbayak
   6. Sidabukke (sudah keluar dari parna)


4.MUNTHE TUA   1. Sitanggang bau
   2. Sitanggang gusar
   3. Sitanggang lipan
   4. Sitanggang upar
   5. Sitanggang silo
   6. Manihuruk
   7. Sigalingging
   8. Garingging
   9. Tendang
   10. Banuarea
   11. Boang Manalu
   12. Bancin
   13. Bringin
   14. Gajah
   15. Brasa
   16. Manik Kecupak
   17. Saraan
   18. Kombih
   19. Berampu
   20. Munthe
   21. Haro
   22. Siambaton
   23. Saragi Damunte
   24. Dalimunthe
   25. Ginting Baho,
   26. Ginting Beras,
   27. Ginting Capa,
   28. Ginting Guru Putih,
   29. Ginting Jadibata,
   30. Ginting Jawak,
   31. Ginting Manik,
   32. Ginting Munthe,
   33. Ginting Pase,
   34. Ginting Sinisuka,
   35. Ginting Sugihen,
   36. Ginting Tumangger,


Sekian postingan ini, jika ada yang mau nanya jangan lupa komen dibawah
Terima kasih sudah membaca postingan ini